Saya mengadopsi kalimat tersebut dari
siapa saya lupa (hehehe) yang jelas itu bukan asli buatan saya. Dan kali ini
saya akan sedikit membahas ungkapan tersebut.
Pelaut yang hebat. Kalimat tersebut
mengandung maksud yang positif. Di mana kata “pelaut” dapat diganti dengan subjek apapun (subjek dalam arti
positif), seperti murid, anak, guru, dan lain lain. Demikian pula dengan kata “hebat”, dapat diganti dengan
bermacam-macam kata, seperti berprestasi, berbakat, berpotensi, dan lain lain.
Apabila di rangkai ulang menggunakan subjek yang berbeda-beda akan menjadi
seperti ini: “anak yang berbakat”, “murid
yang berprestasi”, “guru yang berpotensi”. Kata “pelaut yang hebat” dalam kaca mata saya merupakan cambuk motivasi.
Mengapa demikian? Karena dari kata tersebut kita dapat menyisipkan cita-cita
kita bersamanya. Bukankah semua pemuda-pemudi penerus bangsa memiliki cita-cita
yang ingin sekali dicapai? Nah, dari itu pentingnya kata “pelaut yang hebat” jika kita resapi akan merembes ke segala aspek
kehidupan kita untuk mencapainya.
Laut yang tenang. Tenang berarti sebuah
rasa yang nyaman. Nyaman biasanya enggan enyah dari sesuatu yang menyenangkan.
Hal tersebut merupakan sebuah suasana di mana manusia memang dibuat dalam
keadaan yang kalut menghasut. Sampai kapan para pemuda-pemudi berada dalam zona
nyaman mereka. Nyaman bermain game, nyaman tidur-tiduran, nyaman malas-malasan.
Keadaan inilah yang sebenarnya menjadi
alasan mendasar para pemuda-pemudi tidak terdengar kiprahnya di masyarakat.
Mereka terlalu asyik berada dalam zona nyaman mereka. Mereka enggan melakukan
hal-hal yang terlalu memeras otak, tenaga, dan pikiran. Mereka merasa begitu
perlu berlama-lama dalam buaian kemalasan.
Nah,
jika saya merangkai ulang kalimat tersebut, “pelaut
yang hebat tidak lahir dari laut yang tenang”. Apakah anda sudah bisa
menentukan titik hitam (point) dari uraian saya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar